Sunday, August 11, 2019

[yukbisnisproperti] MEMBELI DENGAN EMOSI

 


MEMBELI DENGAN EMOSI


Konsumen membeli atau mengambil keputusan pembelian atas dominasi pertimbangan emosional mungkin semua sudah sepakat.

Lah wong pengambilan keputusan itu terjadinya di bagian otak yang namanya sistem limbik. Tempatnya rasa berada dan dikelola. Di sini jugalah rindu bersemayam. Pantes aja pembeli suka galau ya? Rindu yang gratis aja berat. Apalagi membeli.

Data pada akhirnya selalu pendukung saja. Bahkan untuk obyek jual beli yang sangat identik dengan data. Bagian otak yang rasional dan logis tempat data berada saja namanya neo-cortex. Otak baru. Dipakenya baru. Belakangan.

Nah, reka punya reka dalam kajian cocokologi saya, hubungan mesra antara membeli dan emosi ini minimal punya tiga tingkatan kedalaman :

1. Membeli atas pertimbangan emosi

Ini terjadi pada hampir semua obyek dan transaksi.

2. Membeli manfaat emosional (emotional benefit)

Ini misalnya terjadi pada obyek yang terkait dengan lifestyle (gaya hidup). Ketika beli kopi di Starbucks, Anda nggak beli kopinya tapi mungkin suasana atau gengsinya.

Begitu juga ketika lebih memilih gerai zara atau h&m ketimbang pergi ke tenda biru pondok gede yang sudah digusur. Walaupun tetep nyari diskonan.

3. Membeli emosi

Ini paling dalam. Bukan cuma pertimbangan emosi tapi Anda langsung membeli emosinya.

Contohnya ketika Anda membeli tiket film atau berkunjung ke wahana rekreasi.

Pada dua obyek itu, Anda menukar uang dengan rasa senang, bahagia, haru, bahkan ketakutan. Saat menonton genre horor atau naik wahana ekstrim, Anda baru merasa puas ketika berhasil ditakuti atau memperoleh ketakutan maksimal. Makin takut, makin puas.

Perlu dibahas di bit.ly/Redmark gak ya?

__._,_.___

Posted by: abadrekan2@yahoo.co.id
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment