Tuesday, May 21, 2013

[yukbisnisproperti] Digest Number 2450[1 Attachment]

15 New Messages

Digest #2450
2b
Re: Beli Properti Gak Untung Make KPR, Beneran? by "Ahmad Agus Wijaya" ahmadawijaya
3
4
Pembangunan rumah setelah membeli tanah by "HEILMAN YUNANSYAH" heilman_y

Messages

Tue May 21, 2013 2:43 pm (PDT) . Posted by:

omahepulsa

Nderek rembug gan..

MASALAH! Ribawi jg masalah. Tanpa masalah kita itu mati. Tapi masalah bila dipikirkan, akan makin pusing. Masalah ada untuk diselesaikan. Dan percayalah ada harapan di dalamnya karena ada ASA dalam mASAlah.

Percayalah bahwa اللّهُ memberi kita masalah yang bisa kita selesaikan. Mungkin hanya masalah waktu saja untuk menyelesaikan, Karena ada MASA dalam MASAlah.

Ada masalah karena memang ada SALAH. Tapi tak perlu saling menyalahkan. Bila kita percaya اللّهُ itu ada dan sebagai Pengatur Semesta, tentu kita sadar bahwa setiap masalah adalah Kehendak-Nya. Bukan SALAH اللّهُ , tapi SALAH kita semua. Dan kita diberi kesempatan untuk memperbaikinya, agar kita dewasa.

Tak ada baju yg tak berdebu, tak ada orang yg luput dr salah. Jadi ya emang Salah kita semua. Saling memaafkan akan lebih indah, krna sumber kebenaran adlh hanya اللّهُ .

Dan bila kita percaya bahwa setiap masalah adalah karena Kehendak-Nya, maka Dialah sebaik-baiknya Sang Penolong. Yuk kembali kepada-Nya. اللّهُ Maha Besar!


#copas tulisan mas Aryo dgn sdqt pnambahan

Salaam'alaikum all,
Taufik cah Solokarto
Sent from BlackBerry® on 3

-----Original Message-----
From: Derwin Cools <derwin.shadow@gmail.com>
Sender: yukbisnisproperti@yahoogroups.com
Date: Tue, 21 May 2013 22:41:18
To: <yukbisnisproperti@yahoogroups.com>
Reply-To: yukbisnisproperti@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [yukbisnisproperti] Membebaskan usaha properti dari campur
tangan praktek R.I.B.A.W.I

Untuk mencari solusi masalah saudara ini.di milis bisa membantu, karena
lebih banyak akal akan lebih membantu anda, syukur2 ada yang pas, Dengan
segala Hormat saya tidak berniat negatif, hanya berjaga jaga, karena dalam
milis ini tidak 100% jujur bahkan sering ada email tawaran investasi ,
kerjasama ,dll yang ketika ditanya prosesnya tidak mampu menjelaskan secara
logika dan seringkali menimbuklan tanda tanya.

Nah karena belum rampung gimana kalau di share aja,
Akan bagus sekali sharingnya.

Bagaimana alur dan skemanya?

Yang saya sesalkan hanya ketika penjelasan Mas Aryo dan beberapa rekan
sudah jelas, melewati banyak validasi dan mereka tidak asal berargumen,
Terkesan angin berlalu.

Kita semua masih belajar, memahami dan Mempraktekannya.

Salam YBP

Tue May 21, 2013 2:43 pm (PDT) . Posted by:

"anwar djabir" anvarimu

Salam untuk semua.

Tanpa mengurangi rasa hormat saya terhadap guru-guru saya yg disebut
nama2-nya oleh Mas Derwin Cools, saya sangat mendukung dan mengapresiasi
sangat tinggi untuk wacana yg diutarakan oleh Mas Rijalul. Artikulasi,
argumentasi, dan dialog yg dilakukan beliau saya rasa tidak ada yang salah.
Kita tunggu kelanjutan solusi kreatifnya.

Anwar Djabir
On May 21, 2013 10:48 PM, "Derwin Cools" <derwin.shadow@gmail.com> wrote:

**

Untuk mencari solusi masalah saudara ini.di milis bisa membantu, karena
lebih banyak akal akan lebih membantu anda, syukur2 ada yang pas, Dengan
segala Hormat saya tidak berniat negatif, hanya berjaga jaga, karena dalam
milis ini tidak 100% jujur bahkan sering ada email tawaran investasi ,
kerjasama ,dll yang ketika ditanya prosesnya tidak mampu menjelaskan secara
logika dan seringkali menimbuklan tanda tanya.

Nah karena belum rampung gimana kalau di share aja,
Akan bagus sekali sharingnya.

Bagaimana alur dan skemanya?

Yang saya sesalkan hanya ketika penjelasan Mas Aryo dan beberapa rekan
sudah jelas, melewati banyak validasi dan mereka tidak asal berargumen,
Terkesan angin berlalu.

Kita semua masih belajar, memahami dan Mempraktekannya.

Salam YBP

Tue May 21, 2013 3:29 pm (PDT) . Posted by:

"aryo.diponegoro" aryo.diponegoro

Istighfar bareng-bareng aja yuk. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita.

Mohon maaf bila saya ada salah-salah kata dalam berdiskusi.
Saya hanya manusia biasa saja, bukan idola.
Bukan pula ulama yang mampu berfatwa.
Dosa saya jauh lebih banyak rasanya.

Semoga saya dan kita semua dijauhkan dari penyakit hati hasad (iri),
takabur dan riya' (krn menonjolkan diri sendiri), memuji diri
sendiri, tajassus (mencari aib orang lain), ghibah (gosip), nifaq
(bertentangan dengan hati karena hanya karena ingin mempertahankan
pendapat).
Demikian Imam Al Ghazali mengajarkan dalam hal berdiskusi dan berdebat.

Sekali lagi dengan segala kerendahan hati saya, saya mohon maaf atas
kelancangan saya memaparkan wacana ini.

Aryo Diponegoro

--- In yukbisnisproperti@yahoogroups.com, anwar djabir wrote:
>
> Salam untuk semua.
>
> Tanpa mengurangi rasa hormat saya terhadap guru-guru saya yg disebut
> nama2-nya oleh Mas Derwin Cools, saya sangat mendukung dan
mengapresiasi
> sangat tinggi untuk wacana yg diutarakan oleh Mas Rijalul. Artikulasi,
> argumentasi, dan dialog yg dilakukan beliau saya rasa tidak ada yang
salah.
> Kita tunggu kelanjutan solusi kreatifnya.
>
> Anwar Djabir
> On May 21, 2013 10:48 PM, "Derwin Cools" derwin.shadow@... wrote:
>
> **
>
>
> Untuk mencari solusi masalah saudara ini.di milis bisa membantu,
karena
> lebih banyak akal akan lebih membantu anda, syukur2 ada yang pas,
Dengan
> segala Hormat saya tidak berniat negatif, hanya berjaga jaga, karena
dalam
> milis ini tidak 100% jujur bahkan sering ada email tawaran investasi ,
> kerjasama ,dll yang ketika ditanya prosesnya tidak mampu menjelaskan
secara
> logika dan seringkali menimbuklan tanda tanya.
>
> Nah karena belum rampung gimana kalau di share aja,
> Akan bagus sekali sharingnya.
>
> Bagaimana alur dan skemanya?
>
> Yang saya sesalkan hanya ketika penjelasan Mas Aryo dan beberapa rekan
> sudah jelas, melewati banyak validasi dan mereka tidak asal
berargumen,
> Terkesan angin berlalu.
>
> Kita semua masih belajar, memahami dan Mempraktekannya.
>
> Salam YBP
>

Tue May 21, 2013 3:55 pm (PDT) . Posted by:

"Derwin Cools" derwin_coolz

Saya Melihat hal ini dalam berbagai aspek, daya tidak hanya fokus pada
"Idola" yang anda katakan, saya pun setuju dengan penjelasan Pak Jhon
palapa, saya bahkan tidak kenal beliau, dan saya pun tidak pernah melihat
mas Aryo secara langsung,

Kalau memang tujuuan akhirnya jasa dan promosi web daan sharing, kenapa
tidak menggunakan cara seperti Nisa Ybp?
Setiap sharingnya dan promosiny jelas dan tidak ada yang ditutup tutupi.

Saya sangat menyesali sikap yang terkesan mengetes padahal telah tahu
jawabannya.
Kecuali beliau itu tidak tau/ non muslim yang kurang paham,

Ya berhubung pak Fikri juga sudah mengakuinya dan telah minta maaf pada
Milis.

Kenapa kt sekarang tidak take action ?

Sekarang pak Fikri jelaskan skema, alur , dan konsep.

Milis menanggapi.

Dan itu yang seharusnya tread di mulai untuk dijawab, bukan gelas yang
sudah penuh.
On May 22, 2013 4:42 AM, "Muhas Muhas" <muhas61@yahoo.com> wrote:

> **
>
>
> Assalamu'alaikum pak Rijal,
> Saya termenung dengan tulisan dan kreatifitas anda. Dari sekian ribu
> "tulisan" di milis ini, saya terkesan dengan anda. Makanya saya tergugah
> untuk menanggapinya. Anda adalah pelaku bisnis real. Seorang developer yg
> punya visi dan misi. BUKAN "FOLLOWER"; yg hanya tunduk dan memuji idolanya.
> Saya juga seorang "developer&quot;. Alhamdulillah, sampai saat ini saya
> dikaruniai pengetahuan dan dana untuk membangun perumahan tanpa menggunakan
> modal dari Bank alias modal pribadi.
> Harapan saya semoga Allah SWT terus membimbing anda dan keluarga dalam
> mewujudkan cita-cita yang mulia. Insya Allah, anda jadi salah satu muslim
> yang diberi rahmatNYA.
> Teruskan perjuangan anda, pada awalnya memang akan banyak yg meremehkan
> dan berprasangka buruk. Tapi jika anda sudah jadi IDOLA, maka para follower
> akan memuji-muji anda.
> Oleh karena itu jangan lupa diri bila kelak anda sudah jadi IDOLA.
>
> Wassalam
> Ir.H.MuhAS.
>
> ------------------------------
> *From:* Rijalul Fikri <rijalulfikri@gmail.com>
> *To:* yukbisnisproperti@yahoogroups.com
> *Sent:* Tuesday, May 21, 2013 10:15 PM
> *Subject:* Re: Bls: [yukbisnisproperti] Membebaskan usaha properti dari
> campur tangan praktek R.I.B.A.W.I
>
>
> Terus terang, Pak Aryo adalah guru saya dalam properti. Saya menjadi
> member ebooknya. Bisnisnya menjadi inspirasi juga bagi saya. Tapi saya
> tetap fair jika apa yang disampaikannya masih belum solusi dalam
> menyelesaikan masalah riba. Sehingga saya perlu terus mengggali potensi
> yang mungkin masih ada di milist ini.
>
> Berbaik sangka lebih baik bagi kita, pak Darwin. Saya mohon maaf,
> seblumnya saya posting dengan menggunakan akun istri saya. Di komputer yang
> sama, pada akun istri saya juga sedang terbuka thread ini. Ketika membalas
> postingan ini, saya lupa bahwa ternyata akun yang saya gunakan untuk reply
> adalah akun istri saya. Jadi tidak ada sama sekali maksud negatif terkait
> double akun ini, hanya kealpaan yang ada.
>
> Jujur saja, saya memang sudah memiliki konsep yang ingin saya tawarkan.
> Tapi mohon dimaklumi, saya belum bisa menyampaikannya, karena memang belum
> rampung, pung, pung.
>
> Saya benar2 ingin mendapatkan ide kreaktif yang bisa menjadi masukan bagi
> rumusan yang sedang kami bahas. Tapi faktanya, yang kami dapatkan ujung2nya
> kerjasama dengan bank lagi. Karena itu saya terus memberikan tantangan, apa
> tidak ada lagi ide kreaatif kita demi bersihnya bisnis kita, yaitu kreatif
> yang sesuai dengan syariah.
>
> Atau, saya tidak boleh mempermasalah gelimang riba dalam usaha properti
> ini? Akankan kita biarkan terus bisnis mulia kita dalam usaha properti
> dicampuri oleh transaksi2 ribawi? Kenapa harus emosi ketika saya mengkritik
> cara2 yang telah kita jalankkan selama ini? Bukannya kita2 adalah orang
> yang sangat kreatif, fighter sejati dalam bisnis, tidakkah dengan itu
> seharusnya kita mampu juga untuk kreaktif dan fighting/mujahadah untuk
> menemukan solusi bebas riba ini?
>
> Jadi posisi saya adalah sebagai orang yang sedang melakukan survei atas
> solusi yang mungkin ada karena saya memang ingin melahirkan solusi baru.
> Jika cara saya melakukan survei ini cacat karena gaya bahasa yang kurang
> sopan, mohon dengan sangat agar dimaafkan.
>
>
>
>
> 2013/5/21 Derwin Cools <derwin.shadow@gmail.com>
>
> **
>
> Assalamualaikum Wr.Wb
> Ya sekarang kalau ada program/tawaran/ promosi kasih tau aja ke temen
> temen secara gamblang dan terbuka tidak perlu pakai motif yang seperti itu,
> karena Secara tidak langsung atau langsung menjadi berarti tidak
> menghargai.
> Cukup jelaskan sistem yang ada,
> Tanpa basa basi,
> 1.liragumala
> 2.Rijalulfikri
> Satu orang dalam dua akun, dual akun dalam satu milis?
> Apa magsudny?
> Saya membaca setiap email yang masuk ke Milis ini tanpa satupun yang saya
> tidak baca,
> Keseriusan rekan rekan sangat terlihat,
> Saya suka Sharing dari Mas Aryo, pak fernando/relington, arpat
> property,Jhon palapa ,nisa_ybp, pak Arisman tanjung dan masih banyak rekan
> yang lainnya.
> Dalam sharing Mereka begitu bagus bagi saya dan terlihat profesionalisme.
> Dan saya lebih suka cara pak Arief rahman dalam promosi produknya, ia
> melakukan secara berkala dan gamblang.
> Mohon maaf bila ada yang tidak berkenan, tujuan disini kt berbagi
> informasi, memperoleh informasi,synergi, kerjasama, bukan mengetes atau
> berdusta.
> Salam YBP
> Wassalamualaikum Wr.wb
>
>
>
>
>
>

Tue May 21, 2013 4:30 pm (PDT) . Posted by:

"Rijalul Fikri" elfikr

Bagi rekan-rekan non-muslim atau yang belum begitu paham apa itu riba,
izinkan saya menjelaskan riba secara ringkas, bahwa riba ada mengambil
*keuntungan
kuantitatif *dari transaksi *pinjam-meminjam* atau pertukaran barang
yang *berjenis
sama *atas *persyaratan *salah satu pihak. Definisi riba yang kita gunakan
adalah definisi yang dikehendaki syari'ah, karena target kita adalah
berbisnis sesuai syari'ah, sehingga usaha kita pantas mendapat keridhoan
Allah dan kesesuaian dengan ajaran rasul-Nya. Riba yang kita hindari bukan
atas definisi yang dibuat atau dipahami oleh masing-masing kita perorangan,
akan tidak berbentuk hukum syari'ah jika hanya mengikuti logika setiap
orang.

Dengan definisi ringkas di atas, pinjam uang, dengan syarat harus
dikembalikan dengan jumlah berlebih (walau cuma 1 rupiah, sehingga tidak
terkesan memberatkan), maka adalah riba. Jadi baik seorang rentenir
menggambil keuntungan cuma 0,00001 % atau 10000% dari rupiah yang
dipinjamkannya, tetap saja dalam pandangan syari'ah itu adalah riba. Dalam
hadist Nabi SAW dijelaskan:

Dari Hanzhalah, Rasulullah bersabda, "*Satu dirham *yang didapatkan
dari*transaksi riba
* lantas dimanfaatkan oleh seseorang dalam keadaan *dia mengetahui* bahwa
itu berasal dari riba dosanya *lebih ngeri dari pada berzina sebanyak tiga
puluh enam kali*" [HR Ahmad no 22008].

Mungkin ada yang berkilah, "lho saya kan tidak memakan uang riba itu, saya
cuma berjualan rumah". Memang tidak, tapi usaha Anda bekerjasama dgn
institusi ribawi. Dosanya tetap akan dipikul bersama. Silahkan gooling
tentang ini.

Pun demikian, bukan berarti islam mengharamkan kita mencari keuntungan
dalam transaksi kredit, tapi caranya yang harus benar. Yang diharamkan oleh
Allah dan Rasul-Nya 'HANYALAH&#39; mengambil keuntungan/margin dari transaksi
ribawi seperti definisi di atas, baik dengan pinjam meminjam atau
pertukaran barang sejenis. Yaitu dengan cara lakukanlah JUAL BELI, maka
halal bagi Anda marginnya.

Trus bagaimana dengan perbankan2 itu? Saya orang yang awam tentang aturan
perbankan. Tapi saya yakin tetap ada jalan keluar. Untuk kondisi saat ini,
mengharuskan untuk benar-benar berjual-beli agar keuntungan yang mereka
dapatkan halal, justru melanggar aturan perbankan, CMIIW. Lagian, bukan
bidangnya perbankan itu untuk berjualan, mereka bukan ahlinya, justru jadi
aneh juga jika dikatakan bank Anu telah berhasil jualan 1000 rumah atau
jualan 1000 mobil. Bank itu, dari definisinya saja jelas, lembaga keuangan,
dia bukan penjual apalagi pembeli. Kita ngak pernah mendengar bank jualan
kan (maaf, kalo seolah-olah menjual mungkin iya)? Itu bukti, bank
hakikatnya tidak pernah menjadi penjual barang yang murni. Nyerempetnya ke
pinjam meminjam juga!

*Solusi?*
Tapi masih ada cara kreatif yang lain bagi perbankan untuk mereka bisa
mendapatkah hasil yang halal. Instrumennya adalah *MUSYARAKAH*, dimana bank
bekerjasama dengan developer dalam rangka memberikan investasi, yang dana
itu digunakan oleh developer untuk memberikan KPR kepada para pembeli
rumah. Inilah salah satu solusi! Inilah yang sedang kami garap, tapi tidak
hanya ini, kami sedang mempersiapkan plan B jika bank syariah tetap sulit
diajak musyarakah seperti ini.

Bayangkan betapa lurusnya sistem yang dijalankan secara syar'i. Dan intinya
lagi luar biasanya kaidah2 syar'i itu. Secara kasat mata terlihat hukum
syari'ah (khususnya eknomi syari'ah), begitu banyak batasan, begitu banyak
rambu. Bagi sebagian besar orang, akan melihat ini sebagai pengekang. Tapi
justru jika dilihat dengan hati yang bersih, ini justru sebuah teka-teki
yang pasti ada jawabannya. Wong Allah saja sudah menjamin bahwa Dia
mengingkan bagi kita kemudahan, dan tidak menginginkan bagi kita
kesulitan. Sekali kita menemukan jawabannya, justru yang terjadi adalah,
jawaban dari teka-teki ini menjamin terjadinya keadilan, keseimbangan,
kewajaran ujungnya berbuah kesejahteraan dan paling ujungnya, *baldatun
thayyibatun wa rabbun ghofur*, negeri yang damai dan Allah-pun ridho!

Inilah yang selama beberapa bulan ini kami garap di Griya Investa. Hukum
syariah bagi kami merupakan sebuah tantangan. Memang pada awalnya kami
merasakan ini sebagai pembatas yang membuat kami kurang fleksibel untuk
bekerjasama dengan perbankan. Tapi ternyata tantangan2 demi tantangan itu,
solusinya benar2 ada! Atas pengalaman itulah, sekarang kami yakin solusi
sistem properti benar2 murnis syari'ah itu, itu kelak akan benar-benar
terwujud, insya Allah.

Jadi dengan terpaksa, saya sudah harus menyampaikan sebuah solusi untuk
sistem KPR 100% syariah ini. Tapi ini bukan satu-satunya solusi. Solusi
lainnya insya Allah akan saya tulis pada topik baru, biar tidak tercampur
dengan thread yang sudah mulai 'sumpek&#39; ini :)

Wassalam,

Fikri

Tue May 21, 2013 6:39 pm (PDT) . Posted by:

"Rijalul Fikri" elfikr

Pak Derwin, Anda masih belum berbaik sangka rupanya pada saya :)

Saya tidak minta maaf untuk cara beriklan terselubung. Saya hanya minta
maaf karena kealpaan double akun gmail dan atas gaya bahasa yang terkesan
tidak menghargai. Jika Anda begitu memuji orang tertentu, dan saya justru
mengkritik orang itu, wajar saja Anda bisa tersinggunggu oleh saya, nah
inilah yang saya mintakan maaf. Saya tidak berniat sama sekali beriklan
secara rendahan dengan beriklan terselubung apalagi terselib dusta seperti
yang Anda tuduhkan. Naudzubillah...

Niat utama saya pada topik ini, benar-benar bukan untuk beriklan. Kalopun
saya menyebut-nyebut website saya di Griya Investa, itu karena kondisi
membuat saya harus memberikan contoh. Saya sudah cukup memahami cara
beriklan. Jika memang saya ingin beriklan, mengapa tidak saya sanjung saja
semua orang di milis ini, kemudian saya jelas-jelaskan program marketing
saya.

Tapi poin terbesar saya adalah, meminta kita semua memikirkan sebuah
revolusi besar untuk mulai mengambil ancang-ancang, bebaskan bisnis
kesayangan kita dari R.I.B.A.W.I. Bagi yang selama ini belum care dengan
masalah ribawi ini, setidaknya dengan saya menggunakan gaya retoris, bisa
tergugah untuk menggunakan segala sumber daya, channel, kreativitas dan
prospek2 yang ada untuk menelorkan solusi yang dibutuhkan oleh umat ini.

Terakhir, harap hargai saya untuk masih mensurvei segala potensi yang ada.
Dan insya Allah pada akhirnya solusi atas eksplorasi kami akan saya
sampaikan, selama memungkinkan.

2013/5/22 Derwin Cools <derwin.shadow@gmail.com>

> **
>
>
> Saya Melihat hal ini dalam berbagai aspek, daya tidak hanya fokus pada
> "Idola" yang anda katakan, saya pun setuju dengan penjelasan Pak Jhon
> palapa, saya bahkan tidak kenal beliau, dan saya pun tidak pernah melihat
> mas Aryo secara langsung,
>
> Kalau memang tujuuan akhirnya jasa dan promosi web daan sharing, kenapa
> tidak menggunakan cara seperti Nisa Ybp?
> Setiap sharingnya dan promosiny jelas dan tidak ada yang ditutup tutupi.
>
> Saya sangat menyesali sikap yang terkesan mengetes padahal telah tahu
> jawabannya.
> Kecuali beliau itu tidak tau/ non muslim yang kurang paham,
>
> Ya berhubung pak Fikri juga sudah mengakuinya dan telah minta maaf pada
> Milis.
>
> Kenapa kt sekarang tidak take action ?
>
> Sekarang pak Fikri jelaskan skema, alur , dan konsep.
>
> Milis menanggapi.
>
> Dan itu yang seharusnya tread di mulai untuk dijawab, bukan gelas yang
> sudah penuh.
> On May 22, 2013 4:42 AM, "Muhas Muhas" <muhas61@yahoo.com> wrote:
>
>> **
>>
>>
>> Assalamu'alaikum pak Rijal,
>> Saya termenung dengan tulisan dan kreatifitas anda. Dari sekian ribu
>> "tulisan" di milis ini, saya terkesan dengan anda. Makanya saya tergugah
>> untuk menanggapinya. Anda adalah pelaku bisnis real. Seorang developer yg
>> punya visi dan misi. BUKAN "FOLLOWER"; yg hanya tunduk dan memuji idolanya.
>> Saya juga seorang "developer&quot;. Alhamdulillah, sampai saat ini saya
>> dikaruniai pengetahuan dan dana untuk membangun perumahan tanpa menggunakan
>> modal dari Bank alias modal pribadi.
>> Harapan saya semoga Allah SWT terus membimbing anda dan keluarga dalam
>> mewujudkan cita-cita yang mulia. Insya Allah, anda jadi salah satu muslim
>> yang diberi rahmatNYA.
>> Teruskan perjuangan anda, pada awalnya memang akan banyak yg meremehkan
>> dan berprasangka buruk. Tapi jika anda sudah jadi IDOLA, maka para follower
>> akan memuji-muji anda.
>> Oleh karena itu jangan lupa diri bila kelak anda sudah jadi IDOLA.
>>
>> Wassalam
>> Ir.H.MuhAS.
>>
>> ------------------------------
>> *From:* Rijalul Fikri <rijalulfikri@gmail.com>
>> *To:* yukbisnisproperti@yahoogroups.com
>> *Sent:* Tuesday, May 21, 2013 10:15 PM
>> *Subject:* Re: Bls: [yukbisnisproperti] Membebaskan usaha properti dari
>> campur tangan praktek R.I.B.A.W.I
>>
>>
>> Terus terang, Pak Aryo adalah guru saya dalam properti. Saya menjadi
>> member ebooknya. Bisnisnya menjadi inspirasi juga bagi saya. Tapi saya
>> tetap fair jika apa yang disampaikannya masih belum solusi dalam
>> menyelesaikan masalah riba. Sehingga saya perlu terus mengggali potensi
>> yang mungkin masih ada di milist ini.
>>
>> Berbaik sangka lebih baik bagi kita, pak Darwin. Saya mohon maaf,
>> seblumnya saya posting dengan menggunakan akun istri saya. Di komputer yang
>> sama, pada akun istri saya juga sedang terbuka thread ini. Ketika membalas
>> postingan ini, saya lupa bahwa ternyata akun yang saya gunakan untuk reply
>> adalah akun istri saya. Jadi tidak ada sama sekali maksud negatif terkait
>> double akun ini, hanya kealpaan yang ada.
>>
>> Jujur saja, saya memang sudah memiliki konsep yang ingin saya tawarkan.
>> Tapi mohon dimaklumi, saya belum bisa menyampaikannya, karena memang belum
>> rampung, pung, pung.
>>
>> Saya benar2 ingin mendapatkan ide kreaktif yang bisa menjadi masukan bagi
>> rumusan yang sedang kami bahas. Tapi faktanya, yang kami dapatkan ujung2nya
>> kerjasama dengan bank lagi. Karena itu saya terus memberikan tantangan, apa
>> tidak ada lagi ide kreaatif kita demi bersihnya bisnis kita, yaitu kreatif
>> yang sesuai dengan syariah.
>>
>> Atau, saya tidak boleh mempermasalah gelimang riba dalam usaha properti
>> ini? Akankan kita biarkan terus bisnis mulia kita dalam usaha properti
>> dicampuri oleh transaksi2 ribawi? Kenapa harus emosi ketika saya mengkritik
>> cara2 yang telah kita jalankkan selama ini? Bukannya kita2 adalah orang
>> yang sangat kreatif, fighter sejati dalam bisnis, tidakkah dengan itu
>> seharusnya kita mampu juga untuk kreaktif dan fighting/mujahadah untuk
>> menemukan solusi bebas riba ini?
>>
>> Jadi posisi saya adalah sebagai orang yang sedang melakukan survei atas
>> solusi yang mungkin ada karena saya memang ingin melahirkan solusi baru.
>> Jika cara saya melakukan survei ini cacat karena gaya bahasa yang kurang
>> sopan, mohon dengan sangat agar dimaafkan.
>>
>>
>>
>>
>> 2013/5/21 Derwin Cools <derwin.shadow@gmail.com>
>>
>> **
>>
>> Assalamualaikum Wr.Wb
>> Ya sekarang kalau ada program/tawaran/ promosi kasih tau aja ke temen
>> temen secara gamblang dan terbuka tidak perlu pakai motif yang seperti itu,
>> karena Secara tidak langsung atau langsung menjadi berarti tidak
>> menghargai.
>> Cukup jelaskan sistem yang ada,
>> Tanpa basa basi,
>> 1.liragumala
>> 2.Rijalulfikri
>> Satu orang dalam dua akun, dual akun dalam satu milis?
>> Apa magsudny?
>> Saya membaca setiap email yang masuk ke Milis ini tanpa satupun yang saya
>> tidak baca,
>> Keseriusan rekan rekan sangat terlihat,
>> Saya suka Sharing dari Mas Aryo, pak fernando/relington, arpat
>> property,Jhon palapa ,nisa_ybp, pak Arisman tanjung dan masih banyak rekan
>> yang lainnya.
>> Dalam sharing Mereka begitu bagus bagi saya dan terlihat profesionalisme.
>> Dan saya lebih suka cara pak Arief rahman dalam promosi produknya, ia
>> melakukan secara berkala dan gamblang.
>> Mohon maaf bila ada yang tidak berkenan, tujuan disini kt berbagi
>> informasi, memperoleh informasi,synergi, kerjasama, bukan mengetes atau
>> berdusta.
>> Salam YBP
>> Wassalamualaikum Wr.wb
>>
>>
>>
>>
>>
>

Tue May 21, 2013 6:39 pm (PDT) . Posted by:

"ujang syamsudin" syam_jege5

selamat pagi,
ingin menyampaikan "sesuatu"
bagaimana kalau cicilan KPR berdasarkan harga emas dipasaran tentunya ketiga belah pihak ( bank, developer dan konsumen ) sepakat,
baik sepakat dalam perjanjian maupun sepakat di dalam hati yang tentunya dicatat malaikat. harga emas naik cicilan naik, harga emas turun cicilan turun.
sekali lg ketiga belah pihak harus amanah, tidak ada yang berbulu hatinya. Ingat ! setan akan selalu menggoda manusia sampai manusia tersebut melakukan
dosa lalu ditinggalkan begitu saja.
demikian, mudah-mudahan mencerahkan.

terima kasih

Mr. Jeger

________________________________
Dari: Rijalul Fikri <rijalulfikri@gmail.com>
Kepada: yukbisnisproperti@yahoogroups.com
Dikirim: Rabu, 22 Mei 2013 6:25
Judul: Re: Bls: [yukbisnisproperti] Membebaskan usaha properti dari campur tangan praktek R.I.B.A.W.I


 
Bagi rekan-rekan non-muslim atau yang belum begitu paham apa itu riba, izinkan saya menjelaskan riba secara ringkas, bahwa riba ada mengambil keuntungan kuantitatif dari transaksi pinjam-meminjam atau pertukaran barang yang berjenis sama atas persyaratan salah satu pihak. Definisi riba yang kita gunakan adalah definisi yang dikehendaki syari'ah, karena target kita adalah berbisnis sesuai syari'ah, sehingga usaha kita pantas mendapat keridhoan Allah dan kesesuaian dengan ajaran rasul-Nya. Riba yang kita hindari bukan atas definisi yang dibuat atau dipahami oleh masing-masing kita perorangan, akan tidak berbentuk hukum syari'ah jika hanya mengikuti logika setiap orang.

Dengan definisi ringkas di atas, pinjam uang, dengan syarat harus dikembalikan dengan jumlah berlebih (walau cuma 1 rupiah, sehingga tidak terkesan memberatkan), maka adalah riba. Jadi baik seorang rentenir menggambil keuntungan cuma 0,00001 % atau 10000% dari rupiah yang dipinjamkannya, tetap saja dalam pandangan syari'ah itu adalah riba. Dalam hadist Nabi SAW dijelaskan:

Dari Hanzhalah, Rasulullah bersabda, "Satu dirham yang didapatkan daritransaksi riba lantas dimanfaatkan oleh seseorang dalam keadaan dia mengetahui bahwa itu berasal dari riba dosanya lebih ngeri dari pada berzina sebanyak tiga puluh enam kali" [HR Ahmad no 22008].

Mungkin ada yang berkilah, "lho saya kan tidak memakan uang riba itu, saya cuma berjualan rumah". Memang tidak, tapi usaha Anda bekerjasama dgn institusi ribawi. Dosanya tetap akan dipikul bersama. Silahkan gooling tentang ini.

Pun demikian, bukan berarti islam mengharamkan kita mencari keuntungan dalam transaksi kredit, tapi caranya yang harus benar. Yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya 'HANYALAH&#39; mengambil keuntungan/margin dari transaksi ribawi seperti definisi di atas, baik dengan pinjam meminjam atau pertukaran barang sejenis. Yaitu dengan cara lakukanlah JUAL BELI, maka halal bagi Anda marginnya.

Trus bagaimana dengan perbankan2 itu? Saya orang yang awam tentang aturan perbankan. Tapi saya yakin tetap ada jalan keluar. Untuk kondisi saat ini, mengharuskan untuk benar-benar berjual-beli agar keuntungan yang mereka dapatkan halal, justru melanggar aturan perbankan, CMIIW. Lagian, bukan bidangnya perbankan itu untuk berjualan, mereka bukan ahlinya, justru jadi aneh juga jika dikatakan bank Anu telah berhasil jualan 1000 rumah atau jualan 1000 mobil. Bank itu, dari definisinya saja jelas, lembaga keuangan, dia bukan penjual apalagi pembeli. Kita ngak pernah mendengar bank jualan kan (maaf, kalo seolah-olah menjual mungkin iya)? Itu bukti, bank hakikatnya tidak pernah menjadi penjual barang yang murni. Nyerempetnya ke pinjam meminjam juga!

Solusi?
Tapi masih ada cara kreatif yang lain bagi perbankan untuk mereka bisa mendapatkah hasil yang halal. Instrumennya adalah MUSYARAKAH, dimana bank bekerjasama dengan developer dalam rangka memberikan investasi, yang dana itu digunakan oleh developer untuk memberikan KPR kepada para pembeli rumah. Inilah salah satu solusi! Inilah yang sedang kami garap, tapi tidak hanya ini, kami sedang mempersiapkan plan B jika bank syariah tetap sulit diajak musyarakah seperti ini.

Bayangkan betapa lurusnya sistem yang dijalankan secara syar'i. Dan intinya lagi luar biasanya kaidah2 syar'i itu. Secara kasat mata terlihat hukum syari'ah (khususnya eknomi syari'ah), begitu banyak batasan, begitu banyak rambu. Bagi sebagian besar orang, akan melihat ini sebagai pengekang. Tapi justru jika dilihat dengan hati yang bersih, ini justru sebuah teka-teki yang pasti ada jawabannya. Wong Allah saja sudah menjamin bahwa Dia mengingkan bagi kita kemudahan, dan tidak menginginkan bagi kita  kesulitan. Sekali kita menemukan jawabannya, justru yang terjadi adalah, jawaban dari teka-teki ini menjamin terjadinya keadilan, keseimbangan, kewajaran ujungnya berbuah kesejahteraan dan paling ujungnya, baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur, negeri yang damai dan Allah-pun ridho!

Inilah yang selama beberapa bulan ini kami garap di Griya Investa. Hukum syariah bagi kami merupakan sebuah tantangan. Memang pada awalnya kami merasakan ini sebagai pembatas yang membuat kami kurang fleksibel untuk bekerjasama dengan perbankan. Tapi ternyata tantangan2 demi tantangan itu, solusinya benar2 ada! Atas pengalaman itulah, sekarang kami yakin solusi sistem properti benar2 murnis syari'ah itu, itu kelak akan benar-benar terwujud, insya Allah.

Jadi dengan terpaksa, saya sudah harus menyampaikan sebuah solusi untuk sistem KPR 100% syariah ini. Tapi ini bukan satu-satunya solusi. Solusi lainnya insya Allah akan saya tulis pada topik baru, biar tidak tercampur dengan thread yang sudah mulai 'sumpek&#39; ini :)

Wassalam,

Fikri

Tue May 21, 2013 6:41 pm (PDT) . Posted by:

"jhon palapa" jpfx_joss

Maaf bila saya melanjutkan diskusi ini, mudah2an bisa menjadi sebuah pandangan yg komprehensif :

Bila kita berniat bebas ribawi di bisnis property, artinya dr hulu dan hilir. Yaitu dr Penjual (developer) dan Pembeli serta prosesnya.
Sudah dijawab oleh mas Fikri kalau untuk konsumen tetap mas fikri bebaskan untuk memakai KPR dengan posisi mas fikri tdk menunjukkan, membantu.terserah konsumen. Mudah2an mas fikri tidak lupa dg hadits nabi :
"Allah melaknat para pemakan riba, orang yang memberi riba, pencatat transaksi riba dan orang yang menjadi saksinya." (HR. Muslim).

Ketika mas fikri melakukan akad kredit di perbankan baik syariah maupun non syariah. Artinya : mas melakukan tanda tangan AJB, dan juga tanda tangan pencairan Kpr. Tanpa tanda tangan mas fikri sebagai developer, dan juga dokumen yg mas siapkan (sertipikat, imb, pbb) transaksi itu tidak akan terjadi. Dan setelah cair, uang itu mas ambil juga.

Dr sini, posisi mas masuk dalam kategori mana? Saksi, pencatat, pemakan riba? Ingat loh, uangnya mas ambil, tanpa tanda tangan developer transaksi tidak terjadi. Dan mas hadir di transaksi tersebut.

Ketika mas masih menggunakan kpr, apa masih bisa dikatakan bebas riba? Mas tahu loh kalau bank itu sumbernya riba.

2. Coba mas dibuka Al Qur'an Surat At-Taubah ayat 71 : artinya " Dan orang-orang yg beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah yang munkar, ....."

- mas tahu kalau konsumen menggunakan jasa Kpr untuk membeli rumah itu akan jatuh ke transaksi riba. Dan mas tahu dosa riba.
- di web, mas uraikan bahwa mas membebaskan konsumen untuk memakai kpr, dengan memposisikan diri tidak memfasilitasi, membantu, menunjukkan banknya, karena posisi mas belum bisa melayani pembelian secara kredit.

Mengacu ayat tersebut diatas, bukankah mas tahu kalau orang tersebut akan berbuat dosa. Akan berbuat riba, Tapi mas biarkan saja. Trus, habis itu, uangnya mas ambil juga?

Maaf, kalau saya pribadi, dan saya melakukan itu, maka saya bener2 melakukan perbuatan dhalim.

Kalau teman2 di milis bagaimana?
Menurut mas fikri bagaimana?

Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah. Mohon maaf bila tulisan saya tidak berkenan.
Semoga kita bisa melihat suatu masalah dan hukum secara lebih komprehensif dan tidak sepotong2.

salam


Jhon Palapa
Azka Properti - Solusi Rumah Murah, Berkualitas, Lokasi Strategis
OB Tour & Travel - Solusi Tiket Murah, Vocer Hotel Seluruh Indonesia, PPOB
HP : 082157609726
Pin : 2975CC0
ym : jhon_palapa_bpn@yahoo.com.sg
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Rijalul Fikri <rijalulfikri@gmail.com>
Sender: yukbisnisproperti@yahoogroups.com
Date: Tue, 21 May 2013 21:54:01
To: <yukbisnisproperti@yahoogroups.com>
Reply-To: yukbisnisproperti@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [yukbisnisproperti] Membebaskan usaha properti dari campur
tangan praktek R.I.B.A.W.I

Terima kasih atas apresiasi pak Jhon.

Dengan sistem griyainvesta.com saat ini, alhamdulillah, kami bisa
membuktikan bahwa kekuatan umat ini sangat luar biasa, kami yang notebene
merupakan developer yang 'baru kemaren sore', dalam 7 bulan sudah bisa
menjual 24 rumah dan 14 rumah di antaranya sudah dibangun dengan dana
investasi para investor yang sehati dengan kami untuk membesarkan sistem
ini, tanpa ada sekali campur tangan bank.

Dengan prinsip syari'ah yang kami usaha jalankan secara ideal, kami tidak
bekerjasama sama dengan bank, termasuk bank syari'ah. Dalam pendanaan jelas
tidak perlu lagi, karena kami sudah bisa mendanai sendiri usaha konstruksi
dan akuisisi ini. Nah, untuk penjualan juga begitu, karena tidak
bekerjasama dengan bank, walaupun beberapa bank sudah menawarkan kerjasama
dengan kami, termasuk beberapa bank syariah.

Ini yang menjadi jawaban atas pertanyaan Pak Jhon, bahwa kami menyerahkan
urusan KPR menjadi urusan masing-masing pembeli. Jadi mereka yang
menentukan banknya dan mereka yang mengurus sendiri syarat-syaratnya. Kami
berusaha memberikan rumah berkualitas baik dengan harga miring, tapi untuk
mendapatkan itu, mereka harus mengurus KPR mereka sendiri.

Setelah 7 bulan usaha kami, kami berfikir, bahwa kami sebgai pengelola
telah secara syar'i menjalankan usaha ini dan membagi keuntungan secara
syar'i punya bagi para investor. Tapi masih disayangkan bahwa kami belum
bisa membantu para pembeli kami untuk mendapatkan rumah yang bebas dari
riba. Nah, inilah yang selanjutnya menjadi tantangan bagi kami, untuk
melahirkan program KPR dengan kekuautan pendanaan dan komunitas yang kami
miliki.

Sampai saat ini, mekanisme pemberian KPR 100% syariah langsung oleh kami,
masih dalam perumusan. Karena itulah, saya berusaha mengajak rekan-rekan
milist ini untuk memcoba memberikan ide kreatifnya. Saya sendiri, belum
bisa menyampaikan rumusannya, karena belum rampung dan belum bisa kami
buktikan efektivitasnya.

Jadi bukannya saya tidak mau untuk menjelaskan mekanisme pemberian KPR
murni syari'ah ini, tapi memang rumusanannya belum rampung.

Jadi sekalagi, harap ditunggu kabar dari kami. Tapi jika ada rekan-rekan
yang bersedia memberikan sumbang saran yang kreatif dan inovatif, sangat
kami apresiasi.

Salam,

Fikri



2013/5/21 jhon palapa <jpfx_joss@yahoo.com.sg>

> **
>
>
> ** Saya sudah masuk dan menbaca prospektus yg di web mas fikri. Karena
> disitu tertulis "sistem investasi property 100% syariah" Subhanallah.
> Ada hal yg ingin saya tanyakan :
> Dlm bisnis perumahan/property ada 3 pihak yang terlibat :
> 1. Developer ( menyediakan tanah, dan bangunan, fasilitas dan legalitas -
> sebagai produknya )
> 2. Pembeli
> 3. Pihak Penyedia Dana bila pembeli tdk bisa beli secara Cash atau Cash
> Bertahap (ex. Bank, koperasi, bmt, dll)
>
> Dalam prospektus hanya dijelaskan di bagian 1 saja yaitu bagaimana membeli
> tanah dan membangun sampai jd unit rumah siap jual. Konsep yg digunakan
> adalah bagi hasil.
> Yang ingin saya tanyakan :
> 1. Ketika konsumen tidak mampu beli secara cash, dan perlu kredit, apa
> solusinya?? Karena kan tidak pakai perbankan termasuk bank syariah. Karena
> ini masalah yg krusial bgt dan jd masalah besar. Kalau konsep yg mas
> tawarkan, kami juga sudah menerapkan itu, dibawah kjks sukses mulia bersama.
> Alhamdulillah, kalau memang ada lembaga yg bisa menjadi solusi pembiayaan
> yg benar syariah.
>
> Saya tunggu jawabannya mas.
>
> Jhon Palapa
> Azka Properti - Solusi Rumah Murah, Berkualitas, Lokasi Strategis
> OB Tour Travel - Solusi Tiket Murah, Vocer Hotel Seluruh Indonesia, PPOB
> HP : 082157609726
> Pin : 2975CC0
> ym : jhon_palapa_bpn@yahoo.com.sg
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: * Rijalul Fikri <rijalulfikri@gmail.com>
> *Sender: * yukbisnisproperti@yahoogroups.com
> *Date: *Tue, 21 May 2013 16:28:47 +0700
> *To: *<yukbisnisproperti@yahoogroups.com>
> *ReplyTo: * yukbisnisproperti@yahoogroups.com
> *Subject: *Re: Bls: [yukbisnisproperti] Membebaskan usaha properti dari
> campur tangan praktek R.I.B.A.W.I
>
>
>
> Mohon maaf rekan-rekan, jika tidak berkenan dengan cara saya bertanya.
> Tidak salah juga jika kita menggunakan berbagai cara untuk menyadarkan
> khalayak tentang keharusan memberikan perhatian pada ribawi. Saya bertanya,
> anggap saja sebagai pertanyaan retoris yang sebetulnya saya sendirilah yang
> ingin memberikan jawaban.
>
> OK, kita sudahi saja pertanyaan ini, saya sudah mengetahui kondisi saya.
> Selanjutnya, harap ditunggu solusi alternatif dari kami, yaitu solusi bahwa
> usaha properti yang benar-benar bebas ribawi itu benar-benar bisa
> diwujudkan :)
>
>
>
>

Tue May 21, 2013 6:41 pm (PDT) . Posted by:

"sugeng" ka_sriwijaya

Ass. Wr. Wb..

Masukan yang sangat mencerahkan kita semua dari pak Rijalul Fikri...
Tapi kalau boleh, bs minta tolong disampaikan konsep sederhananya seperti apa pak Rijalul Fikri ? Agar kita yg bisnisnya sedang berjalan ini bs sgr ada gambaran solusi yg terbaik buat kita semua...
Wass..
Sent from my BlackBerry� smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: Rijalul Fikri <rijalulfikri@gmail.com>
Sender: yukbisnisproperti@yahoogroups.com
Date: Wed, 22 May 2013 06:25:59
To: <yukbisnisproperti@yahoogroups.com>
Reply-To: yukbisnisproperti@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [yukbisnisproperti] Membebaskan usaha properti dari campur
tangan praktek R.I.B.A.W.I

Bagi rekan-rekan non-muslim atau yang belum begitu paham apa itu riba,
izinkan saya menjelaskan riba secara ringkas, bahwa riba ada mengambil
*keuntungan
kuantitatif *dari transaksi *pinjam-meminjam* atau pertukaran barang
yang *berjenis
sama *atas *persyaratan *salah satu pihak. Definisi riba yang kita gunakan
adalah definisi yang dikehendaki syari'ah, karena target kita adalah
berbisnis sesuai syari'ah, sehingga usaha kita pantas mendapat keridhoan
Allah dan kesesuaian dengan ajaran rasul-Nya. Riba yang kita hindari bukan
atas definisi yang dibuat atau dipahami oleh masing-masing kita perorangan,
akan tidak berbentuk hukum syari'ah jika hanya mengikuti logika setiap
orang.

Dengan definisi ringkas di atas, pinjam uang, dengan syarat harus
dikembalikan dengan jumlah berlebih (walau cuma 1 rupiah, sehingga tidak
terkesan memberatkan), maka adalah riba. Jadi baik seorang rentenir
menggambil keuntungan cuma 0,00001 % atau 10000% dari rupiah yang
dipinjamkannya, tetap saja dalam pandangan syari'ah itu adalah riba. Dalam
hadist Nabi SAW dijelaskan:

Dari Hanzhalah, Rasulullah bersabda, "*Satu dirham *yang didapatkan
dari*transaksi riba
* lantas dimanfaatkan oleh seseorang dalam keadaan *dia mengetahui* bahwa
itu berasal dari riba dosanya *lebih ngeri dari pada berzina sebanyak tiga
puluh enam kali*" [HR Ahmad no 22008].

Mungkin ada yang berkilah, "lho saya kan tidak memakan uang riba itu, saya
cuma berjualan rumah". Memang tidak, tapi usaha Anda bekerjasama dgn
institusi ribawi. Dosanya tetap akan dipikul bersama. Silahkan gooling
tentang ini.

Pun demikian, bukan berarti islam mengharamkan kita mencari keuntungan
dalam transaksi kredit, tapi caranya yang harus benar. Yang diharamkan oleh
Allah dan Rasul-Nya 'HANYALAH&#39; mengambil keuntungan/margin dari transaksi
ribawi seperti definisi di atas, baik dengan pinjam meminjam atau
pertukaran barang sejenis. Yaitu dengan cara lakukanlah JUAL BELI, maka
halal bagi Anda marginnya.

Trus bagaimana dengan perbankan2 itu? Saya orang yang awam tentang aturan
perbankan. Tapi saya yakin tetap ada jalan keluar. Untuk kondisi saat ini,
mengharuskan untuk benar-benar berjual-beli agar keuntungan yang mereka
dapatkan halal, justru melanggar aturan perbankan, CMIIW. Lagian, bukan
bidangnya perbankan itu untuk berjualan, mereka bukan ahlinya, justru jadi
aneh juga jika dikatakan bank Anu telah berhasil jualan 1000 rumah atau
jualan 1000 mobil. Bank itu, dari definisinya saja jelas, lembaga keuangan,
dia bukan penjual apalagi pembeli. Kita ngak pernah mendengar bank jualan
kan (maaf, kalo seolah-olah menjual mungkin iya)? Itu bukti, bank
hakikatnya tidak pernah menjadi penjual barang yang murni. Nyerempetnya ke
pinjam meminjam juga!

*Solusi?*
Tapi masih ada cara kreatif yang lain bagi perbankan untuk mereka bisa
mendapatkah hasil yang halal. Instrumennya adalah *MUSYARAKAH*, dimana bank
bekerjasama dengan developer dalam rangka memberikan investasi, yang dana
itu digunakan oleh developer untuk memberikan KPR kepada para pembeli
rumah. Inilah salah satu solusi! Inilah yang sedang kami garap, tapi tidak
hanya ini, kami sedang mempersiapkan plan B jika bank syariah tetap sulit
diajak musyarakah seperti ini.

Bayangkan betapa lurusnya sistem yang dijalankan secara syar'i. Dan intinya
lagi luar biasanya kaidah2 syar'i itu. Secara kasat mata terlihat hukum
syari'ah (khususnya eknomi syari'ah), begitu banyak batasan, begitu banyak
rambu. Bagi sebagian besar orang, akan melihat ini sebagai pengekang. Tapi
justru jika dilihat dengan hati yang bersih, ini justru sebuah teka-teki
yang pasti ada jawabannya. Wong Allah saja sudah menjamin bahwa Dia
mengingkan bagi kita kemudahan, dan tidak menginginkan bagi kita
kesulitan. Sekali kita menemukan jawabannya, justru yang terjadi adalah,
jawaban dari teka-teki ini menjamin terjadinya keadilan, keseimbangan,
kewajaran ujungnya berbuah kesejahteraan dan paling ujungnya, *baldatun
thayyibatun wa rabbun ghofur*, negeri yang damai dan Allah-pun ridho!

Inilah yang selama beberapa bulan ini kami garap di Griya Investa. Hukum
syariah bagi kami merupakan sebuah tantangan. Memang pada awalnya kami
merasakan ini sebagai pembatas yang membuat kami kurang fleksibel untuk
bekerjasama dengan perbankan. Tapi ternyata tantangan2 demi tantangan itu,
solusinya benar2 ada! Atas pengalaman itulah, sekarang kami yakin solusi
sistem properti benar2 murnis syari'ah itu, itu kelak akan benar-benar
terwujud, insya Allah.

Jadi dengan terpaksa, saya sudah harus menyampaikan sebuah solusi untuk
sistem KPR 100% syariah ini. Tapi ini bukan satu-satunya solusi. Solusi
lainnya insya Allah akan saya tulis pada topik baru, biar tidak tercampur
dengan thread yang sudah mulai 'sumpek&#39; ini :)

Wassalam,

Fikri

Tue May 21, 2013 6:42 pm (PDT) . Posted by:

arpat81

Β̣̣̥εtυ̲̣̥υll̲̅☑β̣̣̥εtυ̲̣̥υ̲ll̲̅☑β̣̣̥εtυ̲̣̥υ̲ll̲̅. Pak Darwin,beliau ini seperti mahasiswa tingkat akhir yang sedang mencari literatur untuk bahan skripsi,atau formulasi/rumusan yang mana topilnya tentang riba,hanya saja di sini posisinya bukan sbg mahasiswa,tapi masuk sbg dosen.jadi gelasnya ga kosong.he he he...

Indahnya berbagi
Menjadi bermanfaat untuk sesama.
@arpatonis
http://arpatproperty.biz
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: Derwin Cools <derwin.shadow@gmail.com>
Sender: yukbisnisproperti@yahoogroups.com
Date: Tue, 21 May 2013 22:51:47
To: <yukbisnisproperti@yahoogroups.com>
Reply-To: yukbisnisproperti@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [yukbisnisproperti] Membebaskan usaha properti dari campur
tangan praktek R.I.B.A.W.I

Seperti kata guru-g uru, dosen- dosen dan Senior saya :D

"Gelas anda tidak kosong,"

Tue May 21, 2013 7:00 pm (PDT) . Posted by:

sinyojr1

Maaf saran saya pikir topik riba tdk dilanjutkan. Krn riskan dan debatable. Topik ini lebih sesuai utk milis yg fokus membahas hal ini. Silahkan dilanjut dg membuat milis khusus utk bahasan ini. Masalah riba / non riba biarkan menjadi pilihan masing2 orang.
Salam property

Regards




Sent from my BlackBerry� smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: Rijalul Fikri <rijalulfikri@gmail.com>
Sender: yukbisnisproperti@yahoogroups.com
Date: Wed, 22 May 2013 06:40:22
To: <yukbisnisproperti@yahoogroups.com>
Reply-To: yukbisnisproperti@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [yukbisnisproperti] Membebaskan usaha properti dari campur
tangan praktek R.I.B.A.W.I

Pak Derwin, Anda masih belum berbaik sangka rupanya pada saya :)

Saya tidak minta maaf untuk cara beriklan terselubung. Saya hanya minta
maaf karena kealpaan double akun gmail dan atas gaya bahasa yang terkesan
tidak menghargai. Jika Anda begitu memuji orang tertentu, dan saya justru
mengkritik orang itu, wajar saja Anda bisa tersinggunggu oleh saya, nah
inilah yang saya mintakan maaf. Saya tidak berniat sama sekali beriklan
secara rendahan dengan beriklan terselubung apalagi terselib dusta seperti
yang Anda tuduhkan. Naudzubillah...

Niat utama saya pada topik ini, benar-benar bukan untuk beriklan. Kalopun
saya menyebut-nyebut website saya di Griya Investa, itu karena kondisi
membuat saya harus memberikan contoh. Saya sudah cukup memahami cara
beriklan. Jika memang saya ingin beriklan, mengapa tidak saya sanjung saja
semua orang di milis ini, kemudian saya jelas-jelaskan program marketing
saya.

Tapi poin terbesar saya adalah, meminta kita semua memikirkan sebuah
revolusi besar untuk mulai mengambil ancang-ancang, bebaskan bisnis
kesayangan kita dari R.I.B.A.W.I. Bagi yang selama ini belum care dengan
masalah ribawi ini, setidaknya dengan saya menggunakan gaya retoris, bisa
tergugah untuk menggunakan segala sumber daya, channel, kreativitas dan
prospek2 yang ada untuk menelorkan solusi yang dibutuhkan oleh umat ini.

Terakhir, harap hargai saya untuk masih mensurvei segala potensi yang ada.
Dan insya Allah pada akhirnya solusi atas eksplorasi kami akan saya
sampaikan, selama memungkinkan.



2013/5/22 Derwin Cools <derwin.shadow@gmail.com>

> **
>
>
> Saya Melihat hal ini dalam berbagai aspek, daya tidak hanya fokus pada
> "Idola" yang anda katakan, saya pun setuju dengan penjelasan Pak Jhon
> palapa, saya bahkan tidak kenal beliau, dan saya pun tidak pernah melihat
> mas Aryo secara langsung,
>
> Kalau memang tujuuan akhirnya jasa dan promosi web daan sharing, kenapa
> tidak menggunakan cara seperti Nisa Ybp?
> Setiap sharingnya dan promosiny jelas dan tidak ada yang ditutup tutupi.
>
> Saya sangat menyesali sikap yang terkesan mengetes padahal telah tahu
> jawabannya.
> Kecuali beliau itu tidak tau/ non muslim yang kurang paham,
>
> Ya berhubung pak Fikri juga sudah mengakuinya dan telah minta maaf pada
> Milis.
>
> Kenapa kt sekarang tidak take action ?
>
> Sekarang pak Fikri jelaskan skema, alur , dan konsep.
>
> Milis menanggapi.
>
> Dan itu yang seharusnya tread di mulai untuk dijawab, bukan gelas yang
> sudah penuh.
> On May 22, 2013 4:42 AM, "Muhas Muhas" <muhas61@yahoo.com> wrote:
>
>> **
>>
>>
>> Assalamu'alaikum pak Rijal,
>> Saya termenung dengan tulisan dan kreatifitas anda. Dari sekian ribu
>> "tulisan" di milis ini, saya terkesan dengan anda. Makanya saya tergugah
>> untuk menanggapinya. Anda adalah pelaku bisnis real. Seorang developer yg
>> punya visi dan misi. BUKAN "FOLLOWER"; yg hanya tunduk dan memuji idolanya.
>> Saya juga seorang "developer&quot;. Alhamdulillah, sampai saat ini saya
>> dikaruniai pengetahuan dan dana untuk membangun perumahan tanpa menggunakan
>> modal dari Bank alias modal pribadi.
>> Harapan saya semoga Allah SWT terus membimbing anda dan keluarga dalam
>> mewujudkan cita-cita yang mulia. Insya Allah, anda jadi salah satu muslim
>> yang diberi rahmatNYA.
>> Teruskan perjuangan anda, pada awalnya memang akan banyak yg meremehkan
>> dan berprasangka buruk. Tapi jika anda sudah jadi IDOLA, maka para follower
>> akan memuji-muji anda.
>> Oleh karena itu jangan lupa diri bila kelak anda sudah jadi IDOLA.
>>
>> Wassalam
>> Ir.H.MuhAS.
>>
>> ------------------------------
>> *From:* Rijalul Fikri <rijalulfikri@gmail.com>
>> *To:* yukbisnisproperti@yahoogroups.com
>> *Sent:* Tuesday, May 21, 2013 10:15 PM
>> *Subject:* Re: Bls: [yukbisnisproperti] Membebaskan usaha properti dari
>> campur tangan praktek R.I.B.A.W.I
>>
>>
>> Terus terang, Pak Aryo adalah guru saya dalam properti. Saya menjadi
>> member ebooknya. Bisnisnya menjadi inspirasi juga bagi saya. Tapi saya
>> tetap fair jika apa yang disampaikannya masih belum solusi dalam
>> menyelesaikan masalah riba. Sehingga saya perlu terus mengggali potensi
>> yang mungkin masih ada di milist ini.
>>
>> Berbaik sangka lebih baik bagi kita, pak Darwin. Saya mohon maaf,
>> seblumnya saya posting dengan menggunakan akun istri saya. Di komputer yang
>> sama, pada akun istri saya juga sedang terbuka thread ini. Ketika membalas
>> postingan ini, saya lupa bahwa ternyata akun yang saya gunakan untuk reply
>> adalah akun istri saya. Jadi tidak ada sama sekali maksud negatif terkait
>> double akun ini, hanya kealpaan yang ada.
>>
>> Jujur saja, saya memang sudah memiliki konsep yang ingin saya tawarkan.
>> Tapi mohon dimaklumi, saya belum bisa menyampaikannya, karena memang belum
>> rampung, pung, pung.
>>
>> Saya benar2 ingin mendapatkan ide kreaktif yang bisa menjadi masukan bagi
>> rumusan yang sedang kami bahas. Tapi faktanya, yang kami dapatkan ujung2nya
>> kerjasama dengan bank lagi. Karena itu saya terus memberikan tantangan, apa
>> tidak ada lagi ide kreaatif kita demi bersihnya bisnis kita, yaitu kreatif
>> yang sesuai dengan syariah.
>>
>> Atau, saya tidak boleh mempermasalah gelimang riba dalam usaha properti
>> ini? Akankan kita biarkan terus bisnis mulia kita dalam usaha properti
>> dicampuri oleh transaksi2 ribawi? Kenapa harus emosi ketika saya mengkritik
>> cara2 yang telah kita jalankkan selama ini? Bukannya kita2 adalah orang
>> yang sangat kreatif, fighter sejati dalam bisnis, tidakkah dengan itu
>> seharusnya kita mampu juga untuk kreaktif dan fighting/mujahadah untuk
>> menemukan solusi bebas riba ini?
>>
>> Jadi posisi saya adalah sebagai orang yang sedang melakukan survei atas
>> solusi yang mungkin ada karena saya memang ingin melahirkan solusi baru.
>> Jika cara saya melakukan survei ini cacat karena gaya bahasa yang kurang
>> sopan, mohon dengan sangat agar dimaafkan.
>>
>>
>>
>>
>> 2013/5/21 Derwin Cools <derwin.shadow@gmail.com>
>>
>> **
>>
>> Assalamualaikum Wr.Wb
>> Ya sekarang kalau ada program/tawaran/ promosi kasih tau aja ke temen
>> temen secara gamblang dan terbuka tidak perlu pakai motif yang seperti itu,
>> karena Secara tidak langsung atau langsung menjadi berarti tidak
>> menghargai.
>> Cukup jelaskan sistem yang ada,
>> Tanpa basa basi,
>> 1.liragumala
>> 2.Rijalulfikri
>> Satu orang dalam dua akun, dual akun dalam satu milis?
>> Apa magsudny?
>> Saya membaca setiap email yang masuk ke Milis ini tanpa satupun yang saya
>> tidak baca,
>> Keseriusan rekan rekan sangat terlihat,
>> Saya suka Sharing dari Mas Aryo, pak fernando/relington, arpat
>> property,Jhon palapa ,nisa_ybp, pak Arisman tanjung dan masih banyak rekan
>> yang lainnya.
>> Dalam sharing Mereka begitu bagus bagi saya dan terlihat profesionalisme.
>> Dan saya lebih suka cara pak Arief rahman dalam promosi produknya, ia
>> melakukan secara berkala dan gamblang.
>> Mohon maaf bila ada yang tidak berkenan, tujuan disini kt berbagi
>> informasi, memperoleh informasi,synergi, kerjasama, bukan mengetes atau
>> berdusta.
>> Salam YBP
>> Wassalamualaikum Wr.wb
>>
>>
>>
>>
>>
>

Tue May 21, 2013 4:53 pm (PDT) . Posted by:

"Nisa Ybp" nisa_ybp1

dear all.....

Sebenarnya pengen ngomentari diskusi ttg Riba dan Bank. Tapi, karena forumnya terlalu umum, kayaknya engga relevan disini.
next.. mudah2an dikasih kesempatan Alloh bisa ketemu di forum khusus. Klo perlu ngundang ahli ekonomi syariah, seperti Pak Syafii Antonio  :)

Atau, pas KOPDAR YBP selanjutnya bisa diupayakan ngundang Ahli Ekonomi Syariah, kontribusi HTM nya tentu dinaikkan unt 
bayar pembicara. Setujukah ? ^.^  *usulah aja*

Kini fasilitas Kredit Kepemilikan Rumah
(KPR) bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membeli rumah. Baik KPR
bersubsidi ataupun KPR komersial dan syariah. Layanan KPR di beberapa
bank kini juga kian beragam. Seplain itu dipermudah dengan persetujuan
KPR yang bisa dilakukan dalam satu hari oleh beberapa bank tertentu.
Bagi Anda yang masih belum mengetahui
lebih jauh dan ragu dalam menggunakan fasilitas KPR bersubsidi tentunya
perlu mengenal lebih jauh perihal keuntungan membeli rumah lewat KPR.
Dikutip dalam buku Sukses Beli Rumah karya Bob Sadiono, di Jakarta,
terdapat lima keuntungan yang bisa diambil dengan membeli rumah lewat
KPR, yaitu :
1. Harga Rumah Pasti Naik
Sangat kecil kemungkinan harga rumah
turun. Kemungkinan terburuknya adalah terjadi krisis ekonomi. Akan
tetapi, setekah krisis selesai, harga properti justru melambung tinggi.
2. Tak Perlu Uang Tunai Dalam Jumlah Besar
Membeli rumah lewat KPR cukup dengan mencicil dalam jumlah yang relatif terjangkau.
3. Rumah Yang Dibeli Sudah Terproteksi
Harga rumah yang Anda beli sudah
terproteksi dari kebakaran, bencana alam, kecelakaan, kematian, bahkan
musibah lainnya, sebab semua sudah dilindungi asuransi.
4. Bisa Diagunkan
Jika rumah pertama Anda telah dilunasi
oleh asuransi, akan semakin besar peluang untuk memiliki beberapa rumah
dijual lainnya dalam waktu yang bersamaan. Sebab, Anda bisa mengagunkan
rumah pertama tersebut dan menjadikannya modal untuk membeli 2-3 rumah
sejenis dengan harga yang sama. Aset Anda pun bertambah dengan cepat.
5. Dapat Nilai Plus
Khususnya bagi kalangan pengusaha,
ketika nama Anda telah tercatat sebagai debitur yang telah mendapatkan
pinjaman dari bank, dan memiliki catatan yang bagus dalam pelunasan
cicilan KPR, maka Anda akan lebih mudah untuk mendapatkan kredit-kredit
lainnya untuk menopang usaha Anda nantinya.

Pesannya: Jangan Beli Rumah di luar negeri, belilah di negeri sendiri. biar uangnya mutar di negeri sendiri.  :)

Desain Rumah dan Denah, ada puluhan model. Siap dipakai bisa langsung jualan bikin brosure / spanduk. klik disini atau di http://www.developerkreatif.com/?id=nisa
Punya Join income 8 Juta, beli rumah di green kepayon. 15 menit stasiun depok, klik disini
Bikin Perencanaan Perumahan dengan mudah, klik disini
Renovasi Rumah Pribadi, jadi berbagai bentuk dan sesuai Budget? klik disini
Bikin Paket KitchenSet, hanya 9Juta an siap pakai, klik disini
Mau ngintip beberapa interior milik teman-teman, klik disini
50.000 Contoh Desain Rumah klik http://www.contohdesainproperti.com/?id=nisa

Tue May 21, 2013 6:40 pm (PDT) . Posted by:

"Ahmad Agus Wijaya" ahmadawijaya

Setuju dg idenya nih.

Terimakasih & Sukses Selalu,

Ahmad Agus Wijaya [AAW]
pin bb : 2880F6A7
===========================
http://griyagraha.com
http://indolandproperty.com
===========================

Tue May 21, 2013 6:41 pm (PDT) . Posted by:

"wicaksono" wicaksono82

Yth Rekan2 YBP

Saya sedang mengembangkan lahan untuk dibuat kluster, di lokasi menarik di
Pondok Aren, dekat Jl. ceger Raya.

Luas 3.500 m2, untuk 18 kavling.

Kami sdh melakukan Study Banding, FS, Design , perhitungan investasi.
Dan kami mendapat kerjasama dengan pemilik lahan ( Pemilik mau dibayar 1/3
dulu )
selebihnya menjadi bagian dari kerjasama dengan bagi hasil setelah terjual
kavlingnya.

Kami mendapat harga dibawah pasar ( sekitar 2-2,5 jt/m2 harga pasar . Kami
dapat 1,8 jt/m2.

Barangkali ada rekan investor yang berminat untuk bekerja sama, kebutuhan
investasi untuk sebagian lahan ( yg 1/3) dan pengembangan sampai dengan
rumah contoh sekitar Rp. 3,8 M. Bagi hasil 40% dari modal disetor ( atau
setara dengan 40% keuntungan bersih ).

v TheCozy @PondokAren di kelilingi sarana pendukung seperti Pasar
Tradisional yg dapat di tempuh sekitar 10 menit, Giant ,Bintaro Plaza,
Lotte Bintaro, Carrefour dan Poin Square Lebak Bulus hanya sekitar 15
menit, 25 Menit ke Pondok Indah Mall, RS Internasional, Sekolah Al Azhar,
Sekolah Pembangunan Jaya , Sekolah Ricci ( 100 m ), Kampus STAN, Mitra 10 .
Dekat pintu Tol Bintaro dan Tol Pondok Aren, dan masih banyak lagi sarana
dan fasilitas yang menunjang di sekitarnya sehingga sangat memudahkan bagi
warga yang tinggal di Perumahan ini.

v TheCozy @PondokAren sangat cocok untuk para eksekutif muda ataupun
keluarga mapan yang ingin mencitrakan dirinya melalui hunian yang exclusif
dan nyaman. Kami menerapkan implementasi ramha lingkungan yang terukur,
yang menjamin kehidupan yang selaras dengan lingkungan.

v Diatas lahan seluas ± 3.000 m2, TheCozy @PondokAren menawarkan 4 varian
tipe rumah : 1. Tipe 136/135 m2 bangunan (2 lantai : 2 /3Kmr Tidur + 1 Kmr
Pembantu) 2. Tipe 120/120 m2 (2 lantai : 2/3 Kmr Tidur + 1 Kmr Pembantu) .
3 . Type 100/120 m2 ( 2 lantai : 3 Km. Tidur + 1 Km Pembantu ) 4. Type
94/90 m2 ( 2 lantai : 2 Km Tidur + 1 Km Pembantu )

v Tersedia 18 unit 2 lantai harga mulai 800
juta-an. Untuk Informasi Lebih Lengkap ; Proposal , Hub : Aksis
Property, 021-83782728, email *aksisproperty@gmail.com, *

Wicaksono : 088808419400 (whatsapp)

--
Wicaksono IAI
Aksis Architects
Aksis Property Development
Attachments with this message:
1 of 1 Photo(s)

Tue May 21, 2013 6:41 pm (PDT) . Posted by:

"HEILMAN YUNANSYAH" heilman_y

Selamat pagi,

rekan2 YBP, mohon maaf, sebagai pemula, mau bertanya,
jika kita membeli tanah kosong (status girik), lalu transaksi sudah selesai,
dan saat ini sedang dalam pengurusan SHM di BPN, apakah aman jika langsung dibangun rumah,
atau harus menunggu sertifikat keluar dahulu ya (yg artinya menunggu 1-3 bulan sampai sertifikat keluar)

terima kasih
-Heilman Y-

No comments:

Post a Comment