Tuesday, August 20, 2013

[yukbisnisproperti] Belajar Properti dari Pedagang Bakmi

 

Siapa yang tak kenal Mbah Mo. Pria bernama asli Mbah Murlidi ini adalah pedagang bakmi jawa di daerah selatan Jogja. Sesuai namanya, Bakmi Mbah Mo. Lokasi sangat terpencil di daerah selatan Jogja, kurang lebih 10 km. Kalau Anda kesulitan mencari lokasi Bakmi Mbah Mo, silahkan tanya ke GPS anda.

Apa istimewanya? Saya bilang, sangat istimewa. Bagaimana tidak, dengan lokasi yang begitu terpencil, tapi pengunjungnya selalu membludak. Anda bisa mengantri 2 jam hanya untuk sekedar bakmi jawanya yang memang makyus. Apalagi cara memasaknya satu per satu per pesanan agar rasa makyusnya tetap spesial. Harganyapun relatif lebih mahal dibandingkan dengan bakmi jawa sejenis.

Jangan dibayangkan pengunjungnya sarungan naik sepeda onthel, namun bermobil-mobil. Jangan bayangkan Mbah Mo lulusan sarjana, namun hanya lulusan SD. Jangan bayangkan Mbah Mo hanya kuplukan dan sarungan, namun beliau adalah salah satu mentor Entrepreuner University. Beliau dikenal dengan konsep Anti Marketing!

Bayangkan jika lokasi properti kita jauh dari kota, tidak strategis, melewati banyak pesaing, harganyapun lebih mahal. Runtuh sudah teori penetapan harga. Sayapun mungkin akan langsung keder jika lokasi yang akan dikelola tidak kompetitif harga jualnya. Namun itulah kekuatan Mbah Mo. Dan mari kita belajar dari Mbah Mo sang pedagang bakmi.

Kesuksesan Mbah Mo menjual bakmi jawa di lokasi yang tidak strategis, jauh dan ndeso sebenarnya hanyalah sederhana. Silaturahmi, Servis dan Berbagi.

Bagaimana tidak, pada setiap kesempatan silaturahmi dengan siapapun beliau akan bicara tentang bakmi jawanya. Baik lewat media radio, seminar, maupun kelas-kelas EU. Jangan risaukan kalimat-kalimat negatif yang keluar dari lawan bicara Anda. Semua orang akan mengalami dan bungkam mereka dengan pembuktian. Begitu kata Mbah Mo.

Sama dengan kita sebagai manusia properti. Usahakan setiap silaturahmi atau bertemu dengan orang lain adalah bicarakan tentang properti Anda. Apa yang menjadi tujuan properti Anda. Anda mencari lokasi yang seperti apa. Bagaimana profitabilitas bisnis anda. Sehingga orang akan semakin tertarik dan tertarik. Apa manfaatnya? Siapa tahu lawan bicara Anda adalah Bob Sadino yang ujug-ujug modalin properti Anda selanjutnya.Nah…

Servis atau pelayanan. Kata yang sederhana namun menurut saya begitu bermakna. Saya melihatnya secara langsung ketika Mbah Mo melayani konsumennya. Bukan sekedar menjaga kualitas bakminya. Namun Mbah Mo selalu mengajak bicara konsumennya, berbagi cerita, menggali cerita dari konsumen dan ini merupakan bagian dari servis. Siapapun konsumennya. Memanusiakan manusia.

Sama halnya dengan kita sebagai manusia properti. Tidak boleh sekalipun meremehkan konsumen yang datang meskipun dia hanya menggunakan sepeda onthel  atau bercelana pendek. Pernah kawan saya menerima konsumen sepasang suami istri yang memiliki tambak udang. Bayangkan saja orang yang bergelut di bidang itu. Di bawah terik matahari, tubuhnya menghitam bukan? Namun mereka beli tunai!!!

Berbagi. Nah, kalau yang ini sih sudah banyak yang membahas tentang dahsyatnya sedekah.

Meski bakmi adalah produk yang bisa memungkinkan terjadinya repeat order (berlangganan) sedangkan properti memiliki kecenderungan tidak bisa berlangganan. (Kecuali konsumen Anda adalah seorang investor properti). Namun garis besar yang dipetik adalah bagaimana kita mampu menjual properti yang mungkin pandangan orang tidak akan laku, sedangkan kita bisa membuktikannya terbalik. Selamat mencoba. selalu kunjungi disini http://theproperty-developer.com/subcribe.php

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment